perjalanan menuju sebuah harapan tidaklah mudah dilalui, begitu banyak rintangan, halangan, cobaan, godaan, namun jika semua itu dirasakan bersama yang terjadi hanya akan menjadi sebuah kenangan termanis dalam hidup, sebuah perjuangan dalam kebersamaan, penuh canda tawa bahkan duka tertutupi dengan kedua nya, hari-hari penuh warna, lika-liku kehidupan telah menjadi bumbu sebagai proses pendewasaan diri, tak terasa sebuah kebersamaan harus berakhir dengan sebuah perpisahan, jelas semua itu adanya karena tak ada perpisahan jika tak ada pertemuan.
tak ada lagi alasan yang bisa kuungkapkan kepada sebuah perpisahan, hanya derai air mata yang bisa kuberikan meski sampai saat ini aku terus berusaha tuk menghabiskannya dalam kesendirian, seperti hal nya banyak orang tua bilang " menangislah selama kamu mampu, menangislah sesuka hatimu, menangislah selagi kamu bisa mengeluarkan air mata, menangislah sampai kamu bosan dengan linangan nya karena tangisanmu tak akan merubah segalanya." yakinlah, bahwa kebersamaan itu selalu ada di relung hati buka hanya di tempat yang fana ini.
dulu saat aku terpuruk aku berusaha bangkit sendiri namun ternyata tangan yang lembut menjulur ke arahku dan kemudian menegakkan tubuhku, saat itu aku hanya bisa mengatakan " biarkan aku bangkit sendiri, biarkan aku berjalan dengan luka diriku sendiri." namun dengan kelembutannya jiwa ku pun tak sanggup menolak uluran tangan nya, aku berdiri dan berjalan melangkah bersama dirinya, dulu aku tahu kelak aku hanya akan menjadi abu, tapi sungguh tak terfikir oleh diriku bahwa kelak itu ternyata detik ini, dan hal itu betul terjadi.
lagi-lagi proses pendewasaan menjadi korban, korban perasaan, korban kehidupan, korban ketidak adilan, korban pemaksaan, apalah daya ? perpisahan di depan mata, perpisahan sungguh membuat diriku gelisah, seakan percaya dan tidak percaya, namun aku harus percaya bahwa hal ini adalah nyata.
tak ada yang tahu kapan kita akan berjumpa, kapan kita akan berpisah, atau bahkan kapan kita akan bertemu kembali, kehendak Nya adalah jalan yang harus kita syukuri bersama, kehendak Nya adalah jalan yang harus kita lalui bersama, setidaknya bersama jiwa kita masing-masing, ada kalanya kita menyesali sebuah pertemuan, ada juga kalanya kita menghendaki sebuah pertemuan, ada kalanya kita menyesali perpisahan, ada juga kalanya kita menghendaki perpisahan, semua sudah menjadi suratan Tuhan yang tak perlu lagi didebatkan, anggap saja sebuah takdir yang memang sudah ditetapkan.
bersyukur atas apa yang telah diberikan, karena semua itu hanyalah titipan, kapan pun kita harus siap untuk mengembalikan, menyiapkan diri, memantaskan diri, membekali diri, agar tak salah arti, tak salah persepsi, tak salah tujuan, atas dasar apa kita dipertemukan, semua itu tak lain hanya untuk sebuah pelajaran dari sebuah kisah kehidupan sang cucu Adam.
tak ada air mata
tak ada kenangan
tak ada pertemuan
tak ada perpisahan
perjalanan masih panjang untuk sebuah harapan
menggapai mimpi dengan sebuah prestasi
merajut asa tak pernah ada kata menyerah
berjuang untuk satu nada cita
lenyap suara tak ada tersisa
saat bintang bertaburan di angkasa
terbersik tanya dalam pekat nya
di mana hatimu berada ?
aku terjatuh saat mendengar nya
aku terpuruk saat mengingat nya
aku tak sanggup menahan air mata
keteteskan saja biar jelas bahwa derita adanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"tak ada gading yang tak retak"