
Rabu sore 16 Juni 2010 pukul 18:20 WIB ya... sore itu langit kelabu dan aku sangat kuatir dengan keadaan yang tidak ingin terjadi, perlahan aku berjalan menuju motor butut yang tua, aku dan kawanku mencoba untuk menyalakan mesin motor tersebut namun hasilnya nihil, kemudian aku coba untuk menghubungi pemilik motor tersebut dan alhamdulillah nyambung walau setelah beberapa menit kami menunggunya, setelah kunci motor antik itu diberitahu kepada kami maka aku dan kawanku memulai perjalanan yang sedikit rintik dalam kelabu, kurang lebih 1 Km kami berjalan ternyata kedua kalinya motor itu mogok alias habis bensin, kami menuntunnya dn alhamdulillah ada tempat minyak terdekat ya.. lumayan lah... olah raga sore.
setelah kami mengisi bensin melajulah motor tua yang kami kendarai dengan tenang sedikit demi sedikit aku tarik gas yang sudah lemah, menikmati indah sore hari aku lepaskan senyumanku kepada semua orang meski aku tidak mengenalnya.
setelah beberapa menit aku berjalan tanpa sadar dan tak bisa kuelakkan lagi " brack " lampu depanku sepintas hancur karena seorang bocah laki2 lari dan menghantam motorku dari sebrang. aku kaget karena jalankupun pelan dan sebelah kananku ada mobil lawan arah. ternyata anak itu berlari kencang dari sebrang sebelah kanan, aku sempat kaget dan terdiam berhenti salah ga berhenti tambah salah. karena adat di sini kalau nabrak pasti dihukum di tempat tak perduli yang ditabrak salah atau tidak yang jelas korban tetap korban. setelah aku berhenti dan ternyata mereka sama seperti anak hutan yang kehilangan induknya. satu persatu hantaman masuk kewajahku aku tak bisa lagi mengelak karena jumlah mereka yang sangat banyak. aku pasrah tiba2 datang seorang lelaki membawa parang dan masa teriak histeris " lari... " akupun lari, namun lagi2 mereka beranggapan salah, aku dituduh melarikan diri mataku melihat jelas batu bangunan Masjid ada di tangan mereka aku sudah tidak bisa lagi apa2 hanya bisa berserah kalau mati ya... mungkin sudah ajal dari Nya.. aku terjatuh dan tersungkur dengan pukulan dan tendangan masa darah mengalir menutupi wajah dan tanganku... huft... aku ga tau lagi mau berbuat apa.. aku sadar aku salah dan sudah kukatakan kalau aku akan bertanggung jawab namuan masa menentukan pilihan dan hukuman yang berbeda.. terkadang aku setuju dengan hukum masa namun kini aku rasakan dan hukuman itu sangat tidak manusiawi.. lalu aku dijaga oleh koramil terdekat dan mau dibawa ke puskesmas namun aku lebih memilih ke kantor polisi. biarkan darah dan luka ini pak... " kataku " lalu kamipun pergi dan merapat ke kantor polisi terdekat, disitulah rembuk perdamaian, kata demi kata pertanyaan demi pertanyaan datang hingga tuduhan teroris dari paman korban melayang kepadaku. aku hanya bisa menjelaskan sederhana bahwa aku hanyalah ustadz pesantren. lagi2 dia tidak percaya.. aku tidak memaksa karna emosinya yang tak kunjung usai. setelah berembuk ternyata perdamaian harus ditempuh dengan pesta adat, karena mereka suku Gayo dan korban luka kepalanya maka aku harus melaksanakan pesta adat dengan menyembelih kambing. aku ga tau pelajaran apa semua ini.. pengalamanku di tahun menjelang 23 ini sangat berbeda dengan sebelumnya. aku sadar aku salah dan aku akan bertanggung jawab atas semua ini. maafkan aku pa.. ma... mungkin aku terlalu banyak salah kepada kalian.. eros.. emir... de... maafin mas ya... n semua orang yang telah menyayangiku... aku sayang kalian... aku rindu kalian... aku sadar ini adalah hidup yang ada di Dunia iini... semoga semua ini menjadi pelajaran dan pengalaman yang sangat berarti bagiku kelak Amin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"tak ada gading yang tak retak"