AHLAN WA SAHLAN..... WELCOME.... SELAMAT DATANG...

Bagi para blogger selamat berbagi pengalaman, antara kita memang berbeda, tapi tidak mustahil kalau terkadang fikiran kita sama dan searah... meski raga kita terpisah jauh... apakah fikiran dan tujuan kita juga jauh... tentu tidak... di sinilah aku berusaha untuk berbagi dalam cinta dan kasih... Cinta dapat membuat kita hidup bahkan sebaliknya... namun semua itu ada pada diri kita.. bagaimana menyikapi masalah tersebut...
ingin hidup dengan cinta atau tidak sama sekali tapi jangan pernah sekali-kali mati dengan atau karena cinta... kecuali cinta kepada Nya... selamat menuai Cinta.. karena cinta bagian dari kita... Semangat dan Salam Cinta.. untuk sang pengembara yang selalu berusaha...

Kamis, 20 Januari 2011

Sejarah dalam Hidupku


Rabu sore 16 Juni 2010 pukul 18:20 WIB ya... sore itu langit kelabu dan aku sangat kuatir dengan keadaan yang tidak ingin terjadi, perlahan aku berjalan menuju motor butut yang tua, aku dan kawanku mencoba untuk menyalakan mesin motor tersebut namun hasilnya nihil, kemudian aku coba untuk menghubungi pemilik motor tersebut dan alhamdulillah nyambung walau setelah beberapa menit kami menunggunya, setelah kunci motor antik itu diberitahu kepada kami maka aku dan kawanku memulai perjalanan yang sedikit rintik dalam kelabu, kurang lebih 1 Km kami berjalan ternyata kedua kalinya motor itu mogok alias habis bensin, kami menuntunnya dn alhamdulillah ada tempat minyak terdekat ya.. lumayan lah... olah raga sore.
setelah kami mengisi bensin melajulah motor tua yang kami kendarai dengan tenang sedikit demi sedikit aku tarik gas yang sudah lemah, menikmati indah sore hari aku lepaskan senyumanku kepada semua orang meski aku tidak mengenalnya.
setelah beberapa menit aku berjalan tanpa sadar dan tak bisa kuelakkan lagi " brack " lampu depanku sepintas hancur karena seorang bocah laki2 lari dan menghantam motorku dari sebrang. aku kaget karena jalankupun pelan dan sebelah kananku ada mobil lawan arah. ternyata anak itu berlari kencang dari sebrang sebelah kanan, aku sempat kaget dan terdiam berhenti salah ga berhenti tambah salah. karena adat di sini kalau nabrak pasti dihukum di tempat tak perduli yang ditabrak salah atau tidak yang jelas korban tetap korban. setelah aku berhenti dan ternyata mereka sama seperti anak hutan yang kehilangan induknya. satu persatu hantaman masuk kewajahku aku tak bisa lagi mengelak karena jumlah mereka yang sangat banyak. aku pasrah tiba2 datang seorang lelaki membawa parang dan masa teriak histeris " lari... " akupun lari, namun lagi2 mereka beranggapan salah, aku dituduh melarikan diri mataku melihat jelas batu bangunan Masjid ada di tangan mereka aku sudah tidak bisa lagi apa2 hanya bisa berserah kalau mati ya... mungkin sudah ajal dari Nya.. aku terjatuh dan tersungkur dengan pukulan dan tendangan masa darah mengalir menutupi wajah dan tanganku... huft... aku ga tau lagi mau berbuat apa.. aku sadar aku salah dan sudah kukatakan kalau aku akan bertanggung jawab namuan masa menentukan pilihan dan hukuman yang berbeda.. terkadang aku setuju dengan hukum masa namun kini aku rasakan dan hukuman itu sangat tidak manusiawi.. lalu aku dijaga oleh koramil terdekat dan mau dibawa ke puskesmas namun aku lebih memilih ke kantor polisi. biarkan darah dan luka ini pak... " kataku " lalu kamipun pergi dan merapat ke kantor polisi terdekat, disitulah rembuk perdamaian, kata demi kata pertanyaan demi pertanyaan datang hingga tuduhan teroris dari paman korban melayang kepadaku. aku hanya bisa menjelaskan sederhana bahwa aku hanyalah ustadz pesantren. lagi2 dia tidak percaya.. aku tidak memaksa karna emosinya yang tak kunjung usai. setelah berembuk ternyata perdamaian harus ditempuh dengan pesta adat, karena mereka suku Gayo dan korban luka kepalanya maka aku harus melaksanakan pesta adat dengan menyembelih kambing. aku ga tau pelajaran apa semua ini.. pengalamanku di tahun menjelang 23 ini sangat berbeda dengan sebelumnya. aku sadar aku salah dan aku akan bertanggung jawab atas semua ini. maafkan aku pa.. ma... mungkin aku terlalu banyak salah kepada kalian.. eros.. emir... de... maafin mas ya... n semua orang yang telah menyayangiku... aku sayang kalian... aku rindu kalian... aku sadar ini adalah hidup yang ada di Dunia iini... semoga semua ini menjadi pelajaran dan pengalaman yang sangat berarti bagiku kelak Amin...

Rabu, 19 Januari 2011

Bocoran spesifikasi dan gambar Blackberry Storm 3


Banyak pihak bertanya-tanya tentang Blackberry Storm 3 selama berbulan-bulan, apakah Rim akan merilis smartphone tersebut apa tidak. Dan akhirnya pihak Rim mmeberi konfirmasi bahwa mereka akan merilis Blackberry Storm 3 pada bulan September. Yang lebih mengejutkan adalah Storm 3 akan memliki resolusi tertinggi dibanding blackberry lainnya yaitu 800x480. Berikut ini adalah spesifikasi dari Blackberry Storm 3:
* 1.2GHz processor
* 3.7-inch 800 x 480 capacitive display
* Quad-band GSM/GPRS/EDGE
* Tri-band UMTS/HSPA
* 5-megapixel camera with 720p video recording
* 8GB eMMC (storage for apps and data), 512MB of RAM
* microSD slot
* Magnetometer
* Proximity sensor
* Accelerometer
* Bluetooth 2.1 + EDR
* 2.4GHz b/g/n and 5GHz a/n Wi-Fi + UMA
* 3G Mobile hotspot
* Optical trackpad
* 1230 mAh battery
* BlackBerry OS 6.1
* OpenGL ES 2.0

Selasa, 18 Januari 2011

Maafkan bila cinta itu tak berlabuh


setiap saat aku selalu menanti akan datangnya cinta, merindukan bahkan aku gila karenanya...
namun mengapa disaat seperti ini aku malah terjebak dalam Cinta, selama ini aku selalu berlayar dan terus berlayar meski aku selalu ingin singgah saat aku melihat pulau - pulau kecil yang indah.. bahkan aku terbuai olehnya.. namun semua itu hanya bayangan indah bagiku yang tidak harus aku singgahi bahkan aku miliki..

saat cinta itu datang dan mencoba untuk masuk kedalam nafasku, mengapa aku harus bertahan dengan sesuatu yang belum pasti... mengapa aku harus bertahan dengan sesuatu yang jauh dari mataku... apakah ini yang disebut dengan perjuangan atau pengorbanan atau kebodohan bagiku..
saat kamu melayangkan pertanyaan itu, akupun sudah tahu bahwa kamu akan bertanya tentang itu... bahkan aku menerti akan hatimu... namun sungguh aku tidak dapat membohongi dan menahan hatiku... bahwa aku harus mendengarkan nasehat Ibuku...

meski kau bilang hanya mencoba... tapi maaf, sungguh tidak ada niat dalam hatiku untuk mencoba dalam hal ini.... jika ya.. katakan ya.. jika tidak.. maka berjalanlah dan tataplah matahari yang masih bersinar dan selalu memberimu kehangatan.. meski aku tidak dapat mencintaimu.. namun matahari, bulan bahkan bintang selalu memberikan cintanya padaku.. bahkan angin selalu memberikan kesejukan dalam hidupku...

aku sadar bahwa aku bukan segalanya bagimu..
aku bukanlah seorang yang istimewa di matamu..
bahkan aku bukanlah orang yang baik untuk dirimu...
maka dengan semua inilah aku memberikan hak padamu untuk berjalan dan melintasi samudera yang luas, karena samudera ini tidak akan habis untuk kamu telusuri dan aku yakin bahwa kelak kamu akan menemukan pulau idaman dimana kamu dapat berlabuh dengan tenang tanpa ada tekanan dan paksaan... karena cinta terlahir dari kasih sayang dan perjuangan...

jangan sekali-kali kamu hiraukan masa.. karena kamu bukanlah pemilik masa..
jangan sekali-kali kamu hiraukan umur.. karena kamu tidak tahu kapan kamu akan mengakhiri umurmu.. bahkan tempatpun kamu tidak tahu...
hidup ini hanya sebatas mimpi yang harus kita jalani... dan mimpi ini harus diwujudkan dengan perjuangan... karena hidup tidak lain adalah perjuangan.. berjuang dalam menggerakkan semangat yang tertanam dalam jiwa.

aku harap kamu dapat mengerti atas semua ini... karena sungguh aku hanya tidak ingin kamu kecewa, aku tidak menyalahkan cintamu bahkan rasa yang ada pada dirimu... tapi aku hanya ingin membuat kamu jauh lebih baik... maafkan aku bila cintamu tak bersarang dihati yang kamu sayangi... karena aku memiliki rasa dan cinta yang tersembunyi jauh di dalam hati... dan aku akan selalu berusaha untuk bertahan dalam cinta dan rasa yang sudah tertanam jauh di dalam palung hati ini....

aku masih bahagia dengan sejuknya pepohonan yang masih memberi hawa segar dalam hidupku...
aku masih bisa tersenyum dengan keindahan hutan dan bukit yang penuh dengan aroma cintaNya..
meski terkadang aku harus tersenyum dalam sedih...
dan gembira dalam tangis...
karena aku masih mencintai rasa dan hati yang masih bersarang dalam lubuk jiwa...
semoga kamu selalu mendapat ridho, inayah serta hidayah dan selalu dalam lindungan serta naungan Nya...
selamat melangkah dalam kedamaian dan kebahagiaan...
hanya Dia sang Kuasa yang Maha segalanya...

Senin, 17 Januari 2011

Untukmu... Peri kecilku..


Kutuliskan secarik kertas ini hanya untukmu... Peri kecilku.. Sungguh aku sangat menyayangimu... Sekian lama waktu telah terlewati sungguh tiada lagi yang mampu mengisi ruang kosong di hati ini, berkali kali aku mencoba untuk melupakanmu.. namun apa.... Yang ada hanya kerinduan yang sangat mendalam, ingin rasa nya aku pergi dan meninggalkan tempat yang indah ini.. Namun sungguh aku tak dapat lari dari apa yang ada saat ini, se sekali sempat terlintas dalam benakku lebih baik aku pergi tapi apa... Semua kawan tak berkenan dan mereka bilang bahwa itu bukan jalan keluar yang terbaik, aku malu pada semua kawan2 ku terlebih mereka yang mengetahui permasalahanku ini, terkadang aku bagai orang gila.. Ya.. Orang gila..

Aku marah, diam, menangis... Kasih.. Sungguh aku sangat menyayangimu.. Aku tak sanggup jauh bahkan lepas darimu, sekamin ku coba tuk jauh maka semakin berat kerinduan yang aku alami, kini semua orang telah mengetahui bahwa aku cinta padamu... Entah orang tuamu.. Mungkin aku pantas mendapatkan kebencian darimu... Karena aku selalu membuatmu terluka, aku selalu membuatmu malu, bahkan kini kamu telah membenci diriku... Aku pantas untuk kau benci karena inilah adanya diriku... Kebencianmu belum seberapa dibanding dengan perjalanan kisah pahit hidupku...

Aku memang terlahir dan hidup selalu dalam kejenuhan... Ceria yang dulu ada kini berubah menjadi duka... Cerita kini tak lagi ada dikenang.. Akankah kamu mau menerima maaf dari orang yang selama ini sangat engkau benci ? Aku sangat memohon dan berharap agar engkau mau memaafkan aku, tapi tidak menjauh dariku.. Sampai kapanpun engkau membenciku aku akan tetap mencintaimu... Walaupun berat rasanya aku tinggal di sini, karena mendengar dirimu seperti ini, namun apa daya.. Kamu bukanlah tujuan utamaku... Aku harap engkau selalu baik2 saja.. Aku menyayangimu.. Peri kecilku.,

road to 2011


harus aku syukuri kalau 2010 sangat berarti bagiku.... pengalaman... rintangan.... kejutan.... suka duka begitu banyak menghiasi nafasku.... huft.... dan tak terasa umurku terus bertambah... permasalahanpun terus bertubi-tubi menerpa hidupku.... bahkan melibatkan kehidupan orang lain.... begitu panjang kisah yang kulalui tahun ini... namun aku melewatinya meski ada beberapa yang belum tuntas... setidaknya suasana berbuah baik... bagiku... dia... juga mereka...

meski keraguan selalu berselimut di hati... namun aku selalu ingin memohon maaf kepada seluruh sahabat,kawan,kerabat bahkan keluargaku sendiri yang mana karena ulah dan tingkah laku yang tidak baik ini mereka menjadi kecewa... kecewa karena perilaku yang buruk dan tidak layak.... tapi sungguh dalam hati aku merasa sedih dan rapuh.... aku tidak kuasa untuk mendengar semua itu.... namun aku juga tak sanggup untuk menjalani semua itu.... ' pecundang ' ya... itulah aku...

aku pantas mendapatkan gelar itu untuk 2010 ini.... ' penakut ' bahkan ' pengecut '......

aku tidak pantas menjadi seorang yang berbakti tahun ini.... begitu banyak permasalahan yang aku tinggalkan... meski semua itu untuk kebaikan suasana... aku meninggalkan karena aku ingin agar semua baik2 saja.. dan tidak ada hal yang membuat smua menjadi hancur.... mungkin semua ini tercurah karena hanya masalah ini yang selalu melintasi bayanganku... aku tak tau harus bagaimana... meski mereka memiliki asumsi lain tentang hal ini...

ya Allah..... hanya padamu aku bersimpuh... hanya padamu aku memohon ampun dan taubat....

berikanlah ampunanMu pada seorang hamba yang ' pecundang ' ini....

sekiranya nafasku tidak berarti lagi... hanya engkau maha tahu atas segala sesuatu....

dan hanya engkau yang maha berkehendak atas nafasku....

seiring berlalu masalah satu dengan lainnya...

selalu saja masalah itu menjadi bumbu dalam hidupku....

2010 ini aku sangat banyak merepotkan sahabat...kawan...saudara bahkan keluargaku.....

dari moril maupun materil.....

aku tak mengerti, mengapa hidupku selalu saja membebani fikiran orang lain....

meskipun aku hidup di rantauan... kehidupanku tidak jauh dari merepotkan dan menyusahkan orang lain.....

masalah yang terlalu rumit bagiku satu persatu selesai dengan bantuan rekan dan keluarga....

seseorang harus menanggung malu karena kelakuanku.... sikapku dan karakterku....

aku kalah dewasa dengannya... aku kalah cerdas dengannya... kalah... aku kalah....

begitu banyak keluh kesah di 2010 ini...

namun aku hanya bisa berharap agar 2011 menjadi bahan acuan terbaikku....

aku berharap agar 2011 menjadi tahun perbaikan bagiku....

aku ingin memperbaiki tata kehidupanku yang selama ini tidak terarah.....

ketika rasa kasih itu datang.... aku hanya bisa menunggu...

ketika rasa kasih itu datang.... aku hanya bisa bertanya...

akankah kamu memberikan kasihmu padaku....?

atau kamu akan mengabaikan penantianku......?

meski penantian ini berakhir dengan penyesalan sedikitpun aku tidak akan meminta belas kasihmu...

aku akan menunggu hingga waktu yang tepat untuk semua itu...

dan aku hanya bisa berharap kepada sang kuasa.... izinkan aku menjadi yang terbaik untuk hal ini....

izinkan aku untuk memenuhi sunnah RasulMu..... meski aku tidak bisa menentukan waktu untuk itu....

aku hanya berharap agar kelak mendapat yang terbaik menurutMu...

dan dipenghujung ini akupun merasakan ulang tahunku tersenyum dengan kejutan murid2ku yang memberiku semangat meski kondisiku kurang baik.... ditambah dengan mushibah yang menimpa keluargaku... budeku tercinta... semoga engkau tenang dan tersenyum melihat kami yang engkau tinggalkan.... meski kesedihan itu dalam diri kami tapi doa kami tidak berbatas untukmu bude.... doa anak-anakmu dan ilmu yang engkau alirkan kepada setiap orang....

kesedihan dan keterpurukan hanya akan membuatmu sakit di sana.... kami akan berusaha tersenyum untuk ketenanganmu di sana... kami rindu canda tawamu.... dan kami yakin bahwa kelak kita akan berkumpul bersama di tempat yang telah dijanjikan oleh Nya... sang pencipta alam semesta....

papa... mama.... eros... emir... ade..' elmi '.... dan seluruh keluargaku yang tidak harus aku tulis satu persatu....

ezar mohon maaf atas segala salah dan khilaf selama ini...

ezar harap jarak kita saat ini akan terbalas kelak di akhirat...

ezar hanya bisa berharap dan berharap agar keutuhan keluarga tidak selesai dan selalu bersambung silaturrahim... untuk masa depan dan kebaikan serta keutuhan keluarga.....

semoga Allah senantiasa memberikan yang terbaik untuk keluarga dan masa depan kita... Amin...

dan selalu dalam lindungan,naungan serta keridhoanNya....

selamat membuka lembaran baru....

dan tulislah dengan tinta emas...

tinta yang penuh dengan kenangan dan kebaikan...

tinta itu tidak akan pudar oleh zaman....

karena tinta itu akan selalu bersinar menembus ruang dan waktu....

mulailah melangkah dengan kata hati yang jernih....

wallahu musta'an 'ala kulli.....

Doaku.... Harapanku....


Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Ya Allah...

Seandainya telah Engkau catatkan...

Dia milikku tercipta untukku...

Satukanlah hatinya dengan hatiku...

Titipkanlah kebahagiaan antara kami...

Agar kemesraan itu abadi...

Ya Allah...

Ya Tuhanku yang Maha Mengasihani...

Seringkanlah kami melayari hidup ini...

Ketepian yang sejahtera dan abadi...

Maka jodohkanlah kami...

Tetapi Ya Allah...

Seandainya telah Engkau takdirkan

Dia bukan milikku...

Bawalah dia jauh daripada pandanganku...

atau jadikanlah aku jauh dari padanya...

Luputkanlah dia dari ingatanku...

Dan periharalah aku dari kekecewaan...

Ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...

Berikanlah aku kekuatan...

Menolak bayangannya jauh ke dada langit...

Hilang bersama senja yang merah...

Agarku senantiasa tenang...

Walaupun tanpa bersama dengannya...

wahai pemilik hati...

Pasrahkanlah aku dengan takdir-Mu...

Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan

Adalah yang terbaik untukku...

Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui...

Segala yang terbaik untuk hamba-Mu ini...

Ya Allah...

Cukuplah hanya Engkau yang menjadi pemeliharaku...

Di dunia dan akhirat...

Dengarkanlah rintihan daripada hamba-Mu yang daif ini...

Jangan Engkau biarkan aku sendirian...

Di dunia ini ataupun di akhirat...

Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran...

Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman...

Agar aku dan dia sama-sama dapat membina kesejahteraan hidup...

Ke jalan yang Engkau ridhai...

Dan kurniakanlah kepadaku keturunan yang soleh dan solehah...

Ya Allah...

Berikanlah kami kebahagiaan di dunia dan akhirat...

Dan periharalah kami dari azab api Neraka...

Amin...amin...Ya rabbal 'aalamin.

innaka 'ala kulli syai'in qadir......

Assalamu'alaikum... Cinta....


salam ini kutujukan hanya untukmu.... untuk kekash hati yang selalu bersarang di hati ini....
cinta... terima kasih hari ini kamu sudah membuatku bahagia... meskipun hanya dari angin...
kasih ini akan selalu bersarang dan terikat kuat dalam hati...
kemarin aku sangat senang melihat indah tatapanmu..
meskipun aku hanya bisa melihatmu dari jauh.. namun kebahagian yang aku rasa sangat dalam dan menyentuh hatiku...

meski sampai saat ini aku tak tahu adakah cintamu untukku...
namun aku akan selalu menunggu ketulusan cintamu...
dan sedikitpun tidak ada rasa bosan dalam hati ini untuk selalu menantimu..
tahukah kamu dalam detik aku selalu menahan rindu yang dalam kepadamu...
meski aku tahu cinta yang begitu dalam hanya akan menyakitkan...
tapi aku harap kelak cinta itu terjawab oleh sang pemilik Cinta... sang pemilik Hati... pemilik Alam Semesta...

sesaat aku berusaha mencoba untuk tersenyum dengan nafas lega... namun hati ini tidak bisa dipungkiri bahwa hatiku selalu menantimu..
hati ini selalu memikirkanmu....
dalam sujud aku hanya menagis untuk cinta..
dalam sujud aku hanya menangis untuk harapan itu...
aku tidak bisa merasakan keindahan dari cinta sebelum kamu dapat memberikan ketulusan itu untukku...
kapan..?
ya... itulah pertanyaan yang selalu bersarang di benakku...
kapan kamu dapat menyakinkan cintamu....
kapan kamu memberikan cintamu...
kapan kamu membuka hatimu untukku...

namun mustahil rasanya aku bertanya seperti itu padamu...
aku akan berusaha untuk tidak memberikan pertanyaan itu padamu..
karena aku cinta tidak ada pertanyaan cinta dalam cinta...
cinta tidak ada tanda tanya...
cinta tdak ada tanda seru...
yang ada dalam cinta adalah titik panjang...
keikhlasan dan ketabahan...

aku senang melihatmu tersenyum dan bahagia...
aku senang melihatmu dalam canda dan tawa...
juga sebaliknya aku terpuruk dalam tangis dan sedihmu...
aku hanya bisa berusaha untuk dapat membawamu bangkit kedalam kebahagiaan dan keceriaan yang biasa kamu berikan padaku...

hanya ini yang bisa aku usahakan untuk mendapat cintamu..
aku tak bisa menahan dan memaksa kehadiran cinta darimu..
karena aku yakin semakin lama kujaga cinta itu maka akan semakin baik cinta yang aku dapat..
layaknya pohon yang aku siram dan aku jaga dengan ketulusan... maka pohon itupun akan tumbuh dengan baik... meskipun tidak semua berbuah baik...
namun aku sebagai hamba hanya bisa berusaha dan Sang pemilik Alamlah yang berkuasa atas Cinta yang kutanam padamu....

kebesaranNya adalah keyakinanku..
janjiNya adalah kekuatanku...
kuasaNya adalah harapanku...
tidak ada yang bisa menghalangi kuasa dan kebesaranNya...
aku yakin bahwa Tuhan selalu mendengar rintihan hambaNya yang lemah..
Tuhan akan selalu memberikan jawaban atas doa dan harapan yang tercurahkan dari niat dan ketulusan seorang hamba.....

dan semoga doa itu terjawab kelak pada saat,waktu dan tempat yang memang baik adanya...
izinkan aku mencintainya... izinkan aku memilikinya... izinkan aku menjadi pemimpin baginya...
hanya kepadamu aku memohon dan meminta pertolongan yaa Rabb......

AYAT KURSI MENJELANG TIDUR


Abu Hurairah r.a. pernah ditugaskan oleh Rasulullah S.A.W untuk menjaga gudang zakat di bulan Ramadhan. Tiba-tiba muncullah seseorang, lalu mencuri segenggam makanan. Namun kepintaran Hurairah memang patut dipuji, kemudian pencuri itu kemudian berhasil ditangkapnya.

"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," gertak Abu Hurairah.

Bukan main takutnya pencuri itu mendengar ancaman Abu Hurairah, hingga kemudian ia pun merengek-rengek : "Saya ini orang miskin, keluarga tanggungan saya banyak, sementara saya sangat memerlukan makanan."

Maka pencuri itu pun dilepaskan. Bukankah zakat itu pada akhirnya akan diberikan kepada fakir miskin ? Hanya saja, cara memang keliru. Mestinya jangan keliru.

Keesokan harinya, Abu Hurairah melaporkan kepada Rasulullah S.A.W. Maka bertanyalah beliau : "Apa yang dilakukan kepada tawananmu semalam, ya Abu Hurairah?"

Ia mengeluh, "Ya Rasulullah, bahawa ia orang miskin, keluarganya banyak dan sangat memerlukan makanan," jawab Abu Hurairah. Lalu diterangkan pula olehnya, bahawa ia kasihan kepada pencuri itu,, lalu dilepaskannya.

"Bohong dia," kata Nabi : "Pada hala nanti malam ia akan datang lagi."

Kerana Rasulullah S.A.W berkata begitu, maka penjagaannya diperketat, dan kewaspadaan pun ditingkatkan.Dan, benar juga, pencuri itu kembali lagi, lalu mengambil makanan seperti kelmarin. Dan kali ini ia pun tertangkap.

"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," ancam Abu Hurairah, sama seperti kelmarin. Dan pencuri itu pun sekali lagi meminta ampun : "Saya orang miskin, keluarga saya banyak. Saya berjanji esok tidak akan kembali lagi."

Kasihan juga rupanya Abu Hurairah mendengar keluhan orang itu, dan kali ini pun ia kembali dilepaskan. Pada paginya, kejadian itu dilaporkan kepada Rasulullah S.A.W, dan beliau pun bertanya seperti kemarin. Dan setelah mendapat jawapan yang sama, sekali lagi Rasulullah menegaskan : "Pencuri itu bohong, dan nanti malam ia akan kembali lagi."

Malam itu Abu Hurairah berjaga-jaga dengan kewaspadaan dan kepintaran penuh. Mata, telinga dan perasaannya dipasang baik-baik. Diperhatikannya dengan teliti setiap gerak-geri disekelilingnya sudah dua kali ia dibohongi oleh pencuri. Jika pencuri itu benar-benar datang seperti diperkatakan oleh Rasulullah dan ia berhasil menangkapnya, ia telah bertekad tidak akan melepaskannya sekali lagi. Hatinya sudah tidak sabar lagi menunggu-nunggu datangnya pencuri jahanam itu. Ia kesal. Kenapa pencuri kelmarin itu dilepaskan begitu sahaja sebelum diseret ke hadapan Rasulullah S.A.W ? Kenapa mahu saja ia ditipu olehnya ? "Awas!" katanya dalam hati. "Kali ini tidak akan kuberikan ampun."

Malam semakin larut, jalanan sudah sepi, ketika tiba-tiba muncul sesosok bayangan yang datang menghampiri longgokan makanan yang dia jaga. "Nah, benar juga, ia datang lagi," katanya dalam hati. Dan tidak lama kemudian pencuri itu telah bertekuk lutut di hadapannya dengan wajah ketakutan. Diperhatikannya benar-benar wajah pencuri itu. Ada semacam kepura-puraan pada gerak-gerinya.

"Kali ini kau pastinya kuadukan kepada Rasulullah. Sudah dua kali kau berjanji tidak akan datang lagi ke mari, tapi ternyata kau kembali juga. Lepaskan saya," pencuri itu memohon. Tapi, dari tangan Abu Hurairah yang menggenggam erat-erat dapat difahami, bahawa kali ini ia tidak akan dilepaskan lagi. Maka dengan rasa putus asa ahirnya pencuri itu berkata : "Lepaskan saya, akan saya ajari tuan beberapa kalimat yang sangat berguna."

"Kalimat-kalimat apakah itu?" Tanya Abu Hurairah dengan rasa ingin tahu. "Bila tuan hendak tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Maka tuan akan selalu dipelihara oleh Allah, dan tidak akan ada syaitan yang berani mendekati tuan sampai pagi."

Maka pencuri itu pun dilepaskan oleh Abu Hurairah. Agaknya naluri keilmuannya lebih menguasai jiwanya sebagai penjaga gudang.

Dan keesokan harinya, ia kembali menghadap Rasulullah S.A.W untuk melaporkan pengalamannya yang luar biasa tadi malam. Ada seorang pencuri yang mengajarinya kegunaan ayat Kursi.

"Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?" tanya Rasul sebelum Abu Hurairah sempat menceritakan segalanya.

"Ia mengajariku beberapa kalimat yang katanya sangat berguna, lalu ia saya lepaskan," jawab Abu Hurairah.

"Kalimat apakah itu?" tanya Nabi.

Katanya : "Kalau kamu tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Dan ia katakan pula : "Jika engkau membaca itu, maka engkau akan selalu dijaga oleh Allah, dan tidak akan didekati syaitan hingga pagi hari."

Menanggapi cerita Abu Hurairah, Nabi S.A.W berkata, "Pencuri itu telah berkata benar, sekalipun sebenarnya ia tetap pendusta." Kemudian Nabi S.A.W bertanya pula : "Tahukah kamu, siapa sebenarnya pencuri yang ertemu denganmu tiap malam itu?"

"Entahlah." Jawab Abu Hurairah.

"Itulah syaitan."

MABUK DALAM CINTA TERHADAP ALLAH


Dikisahkan dalam sebuah kitab karangan Imam Al-Ghazali bahwa pada suatu hari Nabi Isa a.s berjalan di hadapan seorang pemuda yang sedang menyiram air di kebun. Bila pemuda yang sedang menyiram air itu melihat kepada Nabi Isa a.s berada di hadapannya maka dia pun berkata, "Wahai Nabi Isa a.s, kamu mintalah dari Tuhanmu agar Dia memberi kepadaku seberat semut Jarrah cintaku kepada-Nya."

Berkata Nabi Isa a.s, "Wahai saudaraku, kamu tidak akan terdaya untuk seberat Jarrah itu."

Berkata pemuda itu lagi, "Wahai Isa a.s, kalau aku tidak terdaya untuk satu Jarrah, maka kamu mintalah untukku setengah berat Jarrah."

Oleh kerana keinginan pemuda itu untuk mendapatkan kecintaannya kepada Allah, maka Nabi Isa a.s pun berdoa, "Ya Tuhanku, berikanlah dia setengah berat Jarrah cintanya kepada-Mu." Setelah Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun berlalu dari situ.

Selang beberapa lama Nabi Isa a.s datang lagi ke tempat pemuda yang memintanya berdoa, tetapi Nabi Isa a.s tidak dapat berjumpa dengan pemuda itu. Maka Nabi Isa a.s pun bertanya kepada orang yang lalu-lalang di tempat tersebut, dan berkata kepada salah seorang yang berada di situ bahwa pemuda itu telah gila dan kini berada di atas gunung.

Setelah Nabi Isa a.s mendengat penjelasan orang-orang itu maka beliau pun berdoa kepada Allah S.W.T, "Wahai Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku tentang pemuda itu." Selesai saja Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun dapat melihat pemuda itu yang berada di antara gunung-ganang dan sedang duduk di atas sebuah batu besar, matanya memandang ke langit.

Nabi Isa a.s pun menghampiri pemuda itu dengan memberi salam, tetapi pemuda itu tidak menjawab salam Nabi Isa a.s, lalu Nabi Isa berkata, "Aku ini Isa a.s."Kemudian Allah S.W.T menurunkan wahyu yang berbunyi, "Wahai Isa, bagaimana dia dapat mendengar perbicaraan manusia, sebab dalam hatinya itu terdapat kadar setengah berat Jarrah cintanya kepada-Ku. Demi Keagungan dan Keluhuran-Ku, kalau engkau memotongnya dengan gergaji sekalipun tentu dia tidak mengetahuinya."

Barangsiapa yang mengakui tiga perkara tetapi tidak menyucikan diri dari tiga perkara yang lain maka dia adalah orang yang tertipu.

1. Orang yang mengaku kemanisan berzikir kepada Allah, tetapi dia mencintai dunia. 2. Orang yang mengaku cinta ikhlas di dalam beramal, tetapi dia inginmendapat sanjungan dari manusia. 3. Orang yang mengaku cinta kepada Tuhan yang menciptakannya, tetapi tidak berani merendahkan dirinya.

Rasulullah S.A.W telah bersabda, "Akan datang waktunya umatku akan mencintai lima lupa kepada yang lima :

1. Mereka cinta kepada dunia. Tetapi mereka lupa kepada akhirat.

2. Mereka cinta kepada harta benda. Tetapi mereka lupa kepada hisab.

3. Mereka cinta kepada makhluk. Tetapi mereka lupa kepada al-Khaliq.

4. Mereka cinta kepada dosa. Tetapi mereka lupa untuk bertaubat.

5. Mereka cinta kepada gedung-gedung mewah. Tetapi mereka lupa kepada kubur." 

surat pendek untuk kekasih..


kasih... Aku curahkan isi hatiku... Dan kusampaikan resahku melalui lembar kecil ini... Dengan harapan agar kamu merasa... Karena aku sedang dimabuk cintamu... Jangan pernah kau ragu dan bimbang atas semua perasaanku padamu... Karena sungguh ketulusan ini hanya untuk dirimu...
Tidak akan pernah mungkin aku bagikan ketulusan cintaku dan sayangku yang kuberi padamu... Karena hanya kamulah seseorang yang aku sayang dan hanya kamulah seseorang selalu hadir dalam mimpi dan khayalku...
Perasaan ini jauh... Terbang tinggi melintasi jagat dan samudera... Cinta ini tak lagi dapat tergantikan.. Ketulusanku padamu.. Membuat jiwaku hampa jika tak melihat sinarmu....
Kasih... Di manakah engkau berada.... Mengapa engkau selalu bersembunyi dan jauh dari pandanganku... Tidakkah cinta itu ada..? Tidakkah cinta itu suci..?
Kesucian cinta itu aku dengar dan aku rasa jauh di dasar hatiku... Cinta yang terbangun dari ketulusan dan kesederhanaan... Sikapmu yang membuatku jatuh cinta.. Kesabaranmu yang membuat aku jatuh cinta...
Aku tak dapat menjawab jika engkau bertanya, karena apa aku mencintaimu...?
Cinta yang tumbuh dan semakin tinggi ini selalu memberiku semangat akan kepastian cintamu... Meski aku tak tahu bagaimana dengan dirimu... Ketabahan dan kesabaranku lah yang menjadi saksi... Air mata itu masih ada di setiap sujud dan doaku..
Air mata itu masih ada dalam gelap dan sunyiku...
Air mata yang mengalir hanya untukmu... Dan untuk keridhoan Nya...
Sesekali aku terbayang wajahmu aku hanya bisa memohon kepada Nya.. Agar kelak aku dapat bertemu dengan kasihku... Kapanpun dan dimanapun itu....
Kasih... Dengan surat pendek ini... Aku sampaikan rindu dan keyakinanku atas cintamu... Hanya dengan ini aku dapat menyampaikan rasa itu... Hanya dengan ini aku dapat menuai rindu padamu...
Kasih.... Suara ini hanya sebagian dari perasaan rinduku padamu... Karena aku tidak bisa menulisnya untukmu... Dan terlalu dalam hatiku padamu sehingga berat bagiku untuk menulisnya...
Aku serahkan semua ini pada-Mu yaa Rabb... sang Pemilik Cinta....
" Rabbana Hablana min azwajina wa dzurriyatina Qurrata a'yun waj'alna lilmuttaqiina imama...."

Minggu, 16 Januari 2011

Air Mata Ibu

Ibu menangis. Air mata mengucur di pipinya yang cekung. Ketika itu aku

baru selesai berdzikir setelah mengimaminya. Tasbih ditangannya terus

berputar, bersama dzikir yang terus terlantun dari bibirnya. Ibu khusyuk

dalam isak dan deraian air mata. "Kenapa Ibu menangis?" pertanyaan itu terpaksa kusimpan. Aku tidak akan mengganggu Ibu yang masih khusyuk dengan dzikir. Aku memikirkan berbagai kemungkinan penyebab menangisnya Ibu. Mungkinkah kematian Bapak? Tapi, bukankah kematian Bapak sudah lama sekali? Sudah lima tahun. Atau karena tanah kuburan Bapak yang tidak mendapat izin untuk dibeton dan hanya boleh didirikan batu nisan. Hal itu tidak akan membuat Ibu menangis. Aku sangat mengenal Ibu. Ibu paling tidak menyukai hal-hal yang berbau kemewahan. Ibu selalu ingin menginginkan kesederhanaan.

Kenapa Ibu menangis? Sayang aku sangat jarang pulang dan tidak bertemu Ibu

setiap hari. Hingga aku kurang mengetahui keadaan Ibu belakangan ini.

Mungkin ada suatu persoalan yang membebaninya....

Bertengkar dengan seseorang? Ah rasanya tidak. Setahuku Ibu tidak punya

musuh. Ia selalu mengalah setiap kali berbenturan dengan orang lain. Ibu

lebih banyak diam daripada mengomel. Tidak mungkin rasanya Ibu bertengkar

dengan orang lain, karena memang itu bukan kebiasaan Ibu. Tapi kenapa Ibu menangis? Ibu belum juga selesai berdzikir. Aku sudah selesai sejak lima menit lalu. Aku sudah berdoa, mohonkan ampun atas dosa Ibu dan Bapak yang telah mengasuhku sejak kecil. Ibu belum juga usai. Aku berdiri dan meninggalkan Ibu sendirian di ruang shalat dengan tetap

menyimpan pertanyaan, kenapa Ibu menangis? Kutunggu Ibu di

ruang makan. Bukankah Ibu selalu khusyuk dalam shalat? Kembali aku dibayang

berbagai kemungkinan. Bukankah Ibu tidak pernah lupa mendirikan shalat,

mengaji dan berdzikir? Bukankah Ibu paling senang mendengarkan ceramah di

masjid? Bukankah Ibu juga tidak melewatkan acara wirid? Bukankah Ibu

sudah cukup punya bekal untuk menghadapi segala cobaan...

Tapi kenapa Ibu sampai menangis? Karena aku mengimami Ibukah? Mustahil! Bukan sekali ini saja aku mengimami Ibu. Sudah berulang kali. Hampir setiap kali pulang ke rumah aku mengimami Ibu, terutama saat shalat maghrib dan isya. Ibu sudah berumur tujuhpuluh tahun lebih. Tujuh orang anak

merupakan berkah yang selalu disyukurinya dan kami semua kini sudah

besar. Aku yang bungsu sudah duduk di perguruan tinggi. Aneh rasanya kalau Ibu masih bersedih hati diusianya yang senja ini. Seharusnya Ibu banyak

tertawa dan bercanda bersama cucu-cucunya. Bukankah cucu-cucunya selalu

bersamanya setiap hari? "Sudah makan Yung?" tanya Ibu mengagetkanku. Ibu muncul dengan senyum mengembang. Tak kulihat bekas tangisan di wajahnya. Mungkin sudah dihapus.

"Belum Bu, Ayung menunggu Ibu."

"Ibu sudah makan."

"Kapan? Bukankah hidangan ini belum disentuh siapapun? Ayolah

Bu, Ayung sudah rindu ingin makan bersama Ibu."

"Makanlah!" kata Ibu sambil menarik kursi. Aku pun mulai

menyanduk nasi dan mengambil beberapa sendok sambal. Tapi Ibu tetap saja

tidak makan nasi. Ia hanya mengambil panganan dan memakannya."Bagaimana

kuliahmu?"

"Alhamdulillah Bu, berkat doa Ibu."

"Belanja harianmu bagaimana?" pertanyaan yang tidak pernah

kuinginkan ini selalu meluncur dari bibir Ibu. Pertanyaan itu kurasakan bagai keluhan dalam hidup. Kuakui selama kuliah aku harus berusaha dan

bekerja keras untuk memenuhi kebutuhanku sehari-hari. Uang kost, transport

dan kebutuhan kuliah. Memang, yang namanya usaha kadang-kadang dapat, kadang

tidak. Ketika dapat alhamdulillah. Aku bisa makan dan membeli kebutuhan

lain. Jika tidak, maka mau tidak mau aku harus puasa. Hal ini

yang sering aku alami. Tapi persoalan ini tidak pernah kuceritakan kepada

siapapun, termasuk Ibu dan saudara-saudaraku. Aku takut terlalu banyak

mengeluh.

"Alhamdulillah, Tuhan masih memberikan rejeki Bu," selalu kujawab begitu. Biasanya Ibu tidak akan bertanya lagi setelah itu. "Bu!" sapaku ketika Ibu terdiam. "Mmm," jawab Ibu. "Kenapa seusai shalat tadi Ibu menangis?" Ibu terdiam mendengar pertanyaanku. "Ayung cemas melihat Ibu menangis. Ibu masih diam. Aku menyelesaikan suapanku, setelah itu membasuh tangan dan melapnya dengan serbet. Ibu masih diam, tapi di matanya kulihat airmata mulai berlinang. Setelah itu berceritalah Ibu. Seminggu yang lalu di surau Balenggek tempat Ibu selalu sembahyang berjama'ah, ada ceramah agama mingguan. Ketika itu penceramahnya datang dari luar daerah. Ibu mengikuti ceramah tentang anak yang berbakti kepada orang tua dan anak yang shalih..

"Anak-anak yang shalihlah yang menyelamatkan orang tuanya dari api

neraka, karena doa anak yang shalih sangat didengar oleh Allah swt," kata

ustad. " Tapi sebaliknya orang tua tidak selamat dari api neraka jika

anak yang dididiknya tidak mampu menjalankan ibadah dan tidak pandai

membaca Alquran.

"Walaupun orang tuanya sendiri taat beribadah?" tanya Ibu waktu

itu. "Ya, apa artinya kita taat tapi tidak membuat anak taat kepada

Tuhannya. Apalagi sampai tidak bisa sembahyang dan mengaji, anak yang

jauh dari perintah Allah dan mendekati laranganNya. Maka orang tuanya di

akhirat akan ditanya tentang anak-anaknya. Maka sia-sialah ketaatan

orang tua jika di akhirat nanti anak mengakui dirinya tidak dididik oleh

orang tuanya untuk taat beribadah. Tidak pernah menegur, memukul bahkan

menamparnya, jika lalai menjalankan perintah agama." Ketika itu Ibu menyadari apa yang sudah dilakukannya selama

ini. Ibu ingat Jai, Jou, Han dan Fai. Saat itulah Ibu merasa hidup dan

ketaatannya selama ini tak berarti sama sekali. Sejak itu Ibu banyak diam dan melamun. Anak-anaknya sampai sekarang tidak pernah membaca Alquran di

rumah dan jarang sembahyang, bahkan tidak pernah sama sekali. Ibu merasa

bersalah setelah mendengar ceramah itu. Ibu menyadari bahwa ia tidak

mendidik anak-anaknya sesuai ajaran agama. Ibu selalu tidak tega

memarahi anaknya, dan melihat anaknya menangis, apalagi kalau ada yang murung dan kesal.

Mungkin itulah sebabnya anak-anak Ibu banyak yang tidak dapat

membaca Alquran Ibu tidak pernah tega memaksa mereka untuk belajar

Ibupun tidak marah. Bukankah ini berarti Ibu tidak sanggup mendidik anak.

Bukankah Ibu gagal menjadi orang tua? "Tapi Bu, bukankah Ayung selalu taat sembahyang dan membaca Alquran? Dan Ayung selalu berdoa untuk Ibu dan Bapak? Lantas apa artinya usaha Ayung selama ini Bu?" kataku kepada Ibu.

"Terima kasih Yung, Ibu sangat bangga padamu. Ibu senang kamu

mampu menjadi imam untuk Ibu. Ibu pun selalu berdoa untukmu. Yang Ibu

pikirkan adalah kakak-kakakmu yang tidak mampu membaca Alquran dan

tidak menjalankan shalat."

Kuakui selama ini memang hanya aku dan ibu yang shalat berjama'ah, walaupun sebenarnya kakak-kakakmu sedang berada di ruamh. Mereka lebih

suka duduk di lapau dan sepertinya tidak menghiraukan panggilan

azan yang berkumandang dari masjid. Dan Ibu tidak pernah menegur hal

itu. Aku pun tidak pernah mempersoalkan mereka. Sementara aku merasa takut,

selain karena lebih kecil juga karena aku takut mencampuri urusan mereka.

"Itulah Yung. Ibu merasa sedih. Kamulah satu-satunya anak Ibu yang

taat, yang mengimami Ibu, walaupun kamu yang terkecil. Entahlah.. Ibu

sudah semakin tua, ajal sudah di ambang pintu. Ternyata Ibu masih

meninggalkan banyak pekerjaan yang tidak selesai, ternyata Ibu tidak mampu

mendidik kalian dan kalian ternyata tidak bisa mendidik diri sendiri,"

kata Ibu terisak.

Air mataku mengalir tanpa terasa. "Ada apa? Kok Ibu menangis? Ini pasti ulah kamu Yung! Kamu tidak henti-hentinya membuat Ibu sedih, dan menangis. Tahukah kamu bahwa membuat orang tua bersedih hatinya itu dosa?" Tiba-tiba Han kakakku yang nomor tiga datang dan memarahiku. "Sebagai anak laki-laki kamu jangan terus-terusan bersama Ibu, itu cengeng namanya. Lihat tuh di lepau orang-orang ramai. Duduklah di sana biar orang tahu bahwa kita bermasyarakat. Bukan dalam rumah," katanya lagi sambil menekan kepalaku.

"Jangan kasar begitu pada adikmu Han. Ia kan baru sele...,"

"Kalau tidak seperti itu, ia akan lembek seperti perempuan Bu,

yang duduknya cuma di dapur." "Tapi ia kan masih kuliah." "Aah. Ibu selalu membelanya, mentang-mentang ia kuliah. Walaupun

Han tidak pernah kuliah, Han ini anak Ibu. Sekurang ajar apapun aku yang

melahirkan Han adalah Ibu. Tapi kenapa dia, Ibu perlakukan berbeda dengan

Han?" Han menunjuk-nunjuk diriku. Mendapat serangan kata-kata seperti itu, Ibu menangis lagi. Aku hanya terdiam terpana ketika Han kemudian berlalu dan tidak menghiraukan tangis Ibu. Air mata Ibu mengalir lagi. Ingin aku menghapusnya, tapi bagamana dengan kesedihannya? Allahummaghfirli waliwalidayya warhamhuma, kamarabbayana saghiraa. Amin. Hanya itu yang mampu kulakukan.*

Sastrawan Ahwas....


sang penyair yang hidup dalam blantika sastra nusantara, tampil sosok yang jenaka, cerdas dan kaya dengan humor-humornya yang segar dialah Abu Nawas, atas wasiat orang tuanya yang menjadi seorang penghulu, dipesan agar mencium telingan ayahnya apabila saat kematiannya tiba. Jika membersit bau harum yang menyenangkan maka teruskanlah profesi orang tua sebagai penghulu. Tetapi jika keluar bau busuk yang membuat orang muntah, maka jauhilah profesi itu untuk selama-lamanya. Ketika sang ayah wafat, bau busuklah yang keluar dari telinganya. Dengan itu Abu Nawas pun enggan menjadi penghulu, biarpun Khalifah Harun Al-Rasyid memintanya.
Abu Nawas yang memiliki nama lengkap Al-Hasan bin Hani Al-Hakami ini adalah seorang sastrawan istana, kelahiran Ahwas, Iran, tahun 130 H/747 Masehi. Ibunya seorang wanita miskin yang bekerja sebagai tukang cuci kain wol yang terbuat dari bulu domba. Sedangkan ayahnya adalah seorang serdadu Dinasti Bani Umayyah pada masa pemerintahan Mawan bin Muhammad, Khalifah pamungkas pada Dinasti ini.
Karena ia lahir di Ahwas, Abu Nawas merasa dirinya lebih seorang persia dari pada seorang Arab. Padahal sebagian besar hidupnya berada di beberapa kota yang kental dengan kebudayaan Arab,Bashrah,Kufah dan Baghdad. Ia bahkan pernah tinggal di tengah-tengah masuarakat Badui di tengah lautan padang pasir dengan tujuan agar dia dapat merasakan nilai-nilai sastra Arab yang asli. Kepenyairannya sudah terlihat sejak usia dini berkat bimbingan seorang penyair berbakat, Waliban bin Al-Hubab dan Khulaf Al-Ahmar ia pun belajar Al-Qur'an dan Hadits secara tekun seperti lazimnya anak-anak pada masa itu.
Kepenyairannya telah mempengaruhi jalan hidupnya sungguh pun sejak kecil mendapat pengajaran agama yang baik, ternyata Abu Nawas tampil sebagai seorang penyair yang "hura-hura". Ia salah seorang penganut faham hedonisme, yaitu faham yang lebih mengutamakan kesenangan dunia semata-mata. Lidahnya sering terpeleset. Tidak segan-segan Abu Nawas mempelesetkan ayat-ayat Al-Qur'an. Dia pun, karena ulahnya itu pernah diajukan ke pengadilan, karena tuduhan menghina Al-Qur'an. Salah satu bait syair yang dinilai menghujat Al-Qur'an itu adalah sebagai berikut :

" biarlah masjid-masjid itu dipenuhi oleh orang yang shalat..
Ayolah kita minum khamer 'arak' sepuasnya...
Neraka wail bagi para pemabuk..
Tuhan hanya berfirman..
Neraka wail bagi orang yang shalat... "

dengan sikapnya yang keterlaluan itu menimbulkan kemarahan umat. Abu Nawas dipandang telah melecehkan agama dan akan dijatuhi hukuman mati. Beruntunglah pada saat itu Khalifah yang berkuasa, Harun Al-Rasyid yang bijaksana memberi grasi pada Abu Nawas dan masih memberikan kesempatan taubat.
Abu Nawas termasuk penyair yang bergajul, namun pada akhir hayatnya ia bertaubat dari segala dosa-dosa yang pernah ia lakukan. Pengakuan tersebut disenandungkan melalui sebuah syair yang tak lekang hingga saat ini dan selalu menjadi rintihan tangis bagi yang mendalami makna syair tersebut....
Dengan syair yang berfilsafat tinggi...

" oh tuhanku...
Aku tak layak menjadi penghuni surga..
Tapi, aku tidak tahan di neraka jahim..
Terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku..
Sebab engkaulah maha pengampun dari dosa-dosa besar....
Tuhan.... Dosaku bagai bilangan pasir..
Berilah aku kesempatan taubat wahai Yang Maha Agung...
Sementara umurku selalu berkurang tiap hari....
Malah dosaku terus bertambah, bagaimana aku menanggungnya...?
Tuhanku...
HambaMu yang penuh dosa kini telah datang padaMu...
Mengakui dosa-dosanya dan memanggil namaMu..
Jika engkau ampuni, dan memang engkau berhak mengampuninya..
Sekiranya engkau tolak,
maka siapa lagi yang kami harap selain engkau.? "

begitulah syair itu...
Syair yang penuh arti yang sangat dalam hingga dosa bagai bilangan pasir...
Dosa itu selalu bertambah lalu bagaimana dengan pahala kita...
Bagaimana dengan amal ibadah kita...
Semoga kita selalu dalam ridhoNya...
Allahumma amin...

labbaik.... cinta...


saat senja telah tenggelam... aku masih merasakan kehangatan suryaMu....

saat hujan turun... aku masih merasakan segarnya air yang menyirami tubuhku....

saat gelap datang aku melihat keindahan sinar bintang dan rembulanMu....

saat itulah korneaku tertuju pada satu titik bintang yang indah menawan memberi kedamaian pada hatiku... hampir setiap hai aku dapat melihatnya.. namun apa daya sedetikpun aku tak bisa mendekatinya.... aku hanya bisa melhat dan merasakan keindahan itu dari kejauhan...

setiap hari rasa itu membayangi jiwaku... setiap detik hati ini selalu berharap untuk dapat bertemu dengan sang bintang yang memancarkan cahaya keindahan dan kesejukan dalam hatiku...

sesaat aku terpaku dengan keindahannya... dan tak bisa kuungkapkan sepatah katapun... yang ada aku hanya diam membisu bahkan tak sanggup menatap sinarnya yang begitu indah...

pertemuan yang singkat itu membuatku gundah.. antara senang dan gelisah... saat aku melihat bintang aku hanya bisa bersembunyi dibalik bebatuan dan pepohonan messki tidak rindang...

perjalanan yang singkat itu bagiku sangat memberi arti yang amat dalam... entah baginya... sang bintang akan selalu memberikan cahayanya kepada setiap jiwa yang bernafas dan tidak akan pernah ragu untuk memancarkan keindahannya kepada siapapun dia...

terkadang aku memohon kepada sang kuasa bahkan teramat sering aku meminta agar dapat diberi kesempatan waktu untuk dapat berbicara meskipun hanya sekali untuk penantian 3,4,5 bahkan 6 tahun ke depan....

akupun tak tahu kepada siapa lagi selain padaMu aku berharap dan meminta pertimbangan...

ingin rasanya ada seseorang yang dapat memberiku jawaban atas semua ini... namun aku yakin engkau maha tahu atas segalanya... kapanpun itu aku akan selalu menunggu... dan engkaulah maha tahu atas batas kemampuan hambaMu...

aku sudah tidak sanggup untuk berharap.. kini aku takut dalam harapan.... namun aku masih memegang keyakinan dan keteguhan dalam hati kalau suatu saat aku tidak hanya melhat keindahan itu dari jauh....

yaa rabb... izinkan aku merasakan impian seluruh hambaMu...

izinkan aku membangun kasih pada hambaMu.. meski aku tahu kalau kasih itu hanya milikMu...

engkau maha tahu dan maha adil atas segala perbedaan...

demi langit dan bumi... dan demi gelap dan terang... engkau ciptakan saling berpasangan... meski jauh berbeda... engkau maha tahu yang terbaik untuk segalanya...