AHLAN WA SAHLAN..... WELCOME.... SELAMAT DATANG...

Bagi para blogger selamat berbagi pengalaman, antara kita memang berbeda, tapi tidak mustahil kalau terkadang fikiran kita sama dan searah... meski raga kita terpisah jauh... apakah fikiran dan tujuan kita juga jauh... tentu tidak... di sinilah aku berusaha untuk berbagi dalam cinta dan kasih... Cinta dapat membuat kita hidup bahkan sebaliknya... namun semua itu ada pada diri kita.. bagaimana menyikapi masalah tersebut...
ingin hidup dengan cinta atau tidak sama sekali tapi jangan pernah sekali-kali mati dengan atau karena cinta... kecuali cinta kepada Nya... selamat menuai Cinta.. karena cinta bagian dari kita... Semangat dan Salam Cinta.. untuk sang pengembara yang selalu berusaha...

Kamis, 27 Maret 2014

why me ?



Teng..teng.. teng.. teng.. teng.. teng..
Terdengar suara bel masuk sekolah yang baru saja dipukul oleh Pak Hamid, ya.. Bapak Abdul Hamid, beliau adalah staff TU di sekolahku sekaligus sebagai Guru Bahasa Indonesiaku, seorang guru yang patut untuk digugu dan ditiru, semangatnya yang tak pernah pudar untuk mendidik kami semua murid-muridnya, tak pernah lelah dalam mengerjakan segala hal yang telah dibebankan kepadanya, tak pernah marah bahkan kecewa,selalu riang gembira dan penuh canda dan tawa hingga akhirnya salah satu dari kami mengerjainya.





 (praaakkkk..) saat beliau hendak duduk di kursi, tiba-tiba saja kursi beliau patah kakinya karena dijahili oleh Ali, spontan gelak tawa memecahkan suasana kelas yang baru saja akan memulai materi pada hari itu, namun pada saat itu pula spontan Pak Hamid berdiri dan menatap mata kami satu persatu seketika itu juga kami pun serentak terdiam dan merundukkan kepala tak ada kata yang sanggup terucap dari bibir kami semua, tawa yang sebelumnya memecahkan suasana kelas itu kini menjadi tak bersuara bahkan jarum yang terjatuh dari laci salah satu kawanku pun terdengar keras bahkan lebih keras dari biasanya, tak ada satu pun dari kami yang berani untuk menengadahkan kepala. Karena kejadian itu adalah yang pertama dan itu terjadi disaat aku baru menjadi siswa kelas satu sekolah menengah pertama, hingga akhirnya bel pun berbunyi ( teng.. teng.. teng.. teng.. teng.. teng.. )

Adi kawan duduk sebelah kiriku memberanikan diri untuk melihat apakah Pak Hamid masih berada di kelas dan menatap mata-mata kami, terhela nafas panjang dari hidungnya ( huuuuuuuft.. )
    

Adi  : (berdiri tegak menghadap ke seluruh teman-temannya)      
    teman-teman, pak hamid sudah tak ada di kelas..

Suara adi terdengar jelas di telinga kami, bahwa pak hamid sudah tidak di ruang kelas, namun ternyata ketidak beradaan pak hamid di kelas saat itu malah membuat jantung kami berdetak kencang, tertulis jelas di papan tulis “ bukan ilmu nya seorang guru yang kamu butuhkan untuk masa depan melainkan keridhoannya lah yang kamu butuhkan. “ saat itulah kami semua merasa bersalah tidak melarang Ali untuk berbuat seperti itu, hanya karena kami takut jika kami melarangnya maka kami lah yang akan selalu menjadi incarannya untuk dikerjai, Ali pun yang ketika itu sebagai pelaku terdiam kebingungan, antara takut dimarahi oleh semua guru dan takut dikeluarkan dari sekolah.

BAAMMMMMM !! Ali memukul meja nya dengan penuh kesal, kesal terhadap dirinya yang tidak punya keberanian untuk mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya, kesal terhadap sikapnya yang selalu saja membuat marah orang lain, dan ketika itu kami pun sekelas hanya bisa diam melihat yang terjadi padanya, namun tidak dengan Adi, dia berdiri dan menghampiri Ali berusaha menenangkan dan membujuk Ali agar berani mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada guru yang bersangkutan, Adi memberikan sedikit nasehat kepada Ali, meski tubuh Adi tidak sebesar tubuh Ali tapi Adi jauh lebih dewasa dari Ali bahkan dari kami semua yang ada di kelas.

Sungguh kami tak mengira bahwa orang sebrutal Ali masih bisa menangisi atas apa yang telah ia perbuat, yang kami tahu selama ini dia selalu penuh dengan keceriaan meski orang lain telah dibuatnya menderita, bahkan ingin pindah sekolah tidak betah karena selalu diganggu dan dijahili oleh nya, dan tidak lama kemudian Ali pergi meninggalkan kami semua di kelas, waktu pergantian pelajaran sudah berjalan sepuluh menit namun tak ada satu pun guru yang datang masuk ke ruang kelas kami, hingga akhirnya bel berbunyi panjang.

Teng..teng..teng..teng..teng..teng..teng..teng..teng..teng..
Kepala sekolah megumpulkan kami semua di depan kantor guru, kami berdiri di lapangan basket yang mana posisinya tepat di bagian depan kantor guru, pengeras suara pun mulai dibunyikan.

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh..
Pada pagi hari ini, saya sangat bangga dengan kalian yang selalu masuk kelas tepat pada waktunya, selalu mengikuti disiplin yang ada, tanpa ada rasa tertekan dan terpaksa. Selalu taat dan patuh kepada seluruh guru-guru, selalu ingat kepada kewajiban tanpa mengedepankan hak-hak kalian semata, proses pendidikan memerlukan waktu dan pengorbanan, memerlukan keberanian dan perjuangan, memerlukan kesabaran dan kekuatan, berkorban meninggalkan semua keasyikan yang tak kamu sadari bahwa hal itu membuatmu jauh tertinggal dalam kebodohan dan keterpurukan, berani memilih jalan yang benar tanpa takut tertinggal oleh budaya boros dan menyia-nyiakan, sabar dan kuat dalam menghadapi cobaan, godaan, halangan dan rintangan yang selalu datang ke sudut terjauh di otak dan fikiranmu, ilmu yang kamu dapatkan saat ini bukanlah ilmu yang sesungguhnya, ilmu yang kamu dapatkan saat ini tidak lebih dari salinan kalimat yang kamu dapatkan dari sebuah buku yang tertulis di papan tulis, lalu di mana letak ilmu yang sesunggunya ? ilmu yang sesungguhnya itu terletak pada keridhoan seorang guruuuu.. ilmu yang sesungguhnya itu terletak pada keridhoan seorang guruuuu.. ilmu yang sesungguhnya itu terletak pada keridhoan seorang guruuuu.. perlu diingat kenapa saya sampaikan pada kalian sampai tiga kali, karena hal ini sangat penting untuk mendapatkan keberkahan dari ilmu yang dirihokan oleh seorang guru.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Singkat padat jelas, pidato yang disampaikan oleh kepala sekolah kepada kami semua saat itu, sebagian dari kami tidak mengerti apa maksud dari pidato itu dan mereka anggap hanya sebagai pidato nasehat biasa, namun tidak dengan kami anggota kelas satu, kejadian hari itu menambah pengalaman baru kami dan kufikir hal ini merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi kami hari ini khususnya bagiku, bahwa ilmu yang sesungguhnya itu ada pada keridhoan seorang guru.

Ya.. hari ini aku memiliki tambahan kata-kata bijak baru dari guruku dan kepala sekolahku, Sebelum akhirnya aku melanjutkan pelajaran berikutnya.





bukan ilmu nya seorang guru yang kamu butuhkan untuk masa depan melainkan keridhoannya lah yang kamu butuhkan. “
(Guru BI ku)




ilmu yang sesungguhnya itu terletak pada keridhoan seorang guru.”
(Kepala Sekolah ku)



Day one- to be continued..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"tak ada gading yang tak retak"