AHLAN WA SAHLAN..... WELCOME.... SELAMAT DATANG...

Bagi para blogger selamat berbagi pengalaman, antara kita memang berbeda, tapi tidak mustahil kalau terkadang fikiran kita sama dan searah... meski raga kita terpisah jauh... apakah fikiran dan tujuan kita juga jauh... tentu tidak... di sinilah aku berusaha untuk berbagi dalam cinta dan kasih... Cinta dapat membuat kita hidup bahkan sebaliknya... namun semua itu ada pada diri kita.. bagaimana menyikapi masalah tersebut...
ingin hidup dengan cinta atau tidak sama sekali tapi jangan pernah sekali-kali mati dengan atau karena cinta... kecuali cinta kepada Nya... selamat menuai Cinta.. karena cinta bagian dari kita... Semangat dan Salam Cinta.. untuk sang pengembara yang selalu berusaha...

Jumat, 02 Maret 2012

KISAH PENDETA YANG INSAF

Ibrahim al-Khawas ialah seorang wali Allah yang terkenal keramat dan dimakbulkan segala
doanya oleh Tuhan. Beliau pernah menceritakan suatu peristiwa yang pernah dialaminya.

Katanya, "Menurut kebiasaanku, aku keluar menziarahi Mekah tanpa kenderaan dan kafilah.
Pada suatu kali, tiba-tiba aku tersesat jalan dan kemudian aku berhadapan dengan seorang rahib Nasrani (Pendeta Kristian)."

Bila dia melihat aku dia pun berkata, "Wahai rahib Muslim, bolehkah aku bersahabat denganmu?"

Ibrahim segera menjawab, "Ya, tidaklah aku akan menghalangi kehendakmu itu."

    Maka berjalanlah Ibrahim bersama dengannya selama tiga hari tanpa meminta makanan
sehinggalah rahib itu menyatakan rasa laparnya kepadaku, katanya, "Tiadalah ingin aku memberitakan
kepadamu bahawa aku telah menderita kelaparan. Kerana itu berilah aku sesuatu makanan yang ada
padamu."

    Mendengar permintaan rahib itu, lantas Ibrahim pun bermohon kepada Allah dengan
berkata, "Wahai Tuhanku, Pemimpinku, Pemerintahku, janganlah engkau memalukan aku di hadapan seteru
engkau ini."


    Belum pun habis Ibrahim berdoa, tiba-tiba turunlah setalam hidangan dari langit berisi dua
keping roti, air minuman, daging masak dan tamar. Maka mereka pun makan dan minum bersama dengan
seronok sekali.

"Sesudah itu aku pun meneruskan perjalananku. Sesudah tiga hari tiada makanan dan minuman, maka di
kala pagi, aku pun berkata kepada rahib itu, "Hai rahib Nasrani, berikanlah ke mari sesuatu makanan
yang ada kamu.

    Rahib itu menghadap kepada Allah, tiba-tiba turun setalam hidangan dari langit seperti
 yang diturunkan kepadaku dulu."


    Sambung Ibrahim lagi, "Tatkala aku melihat yang demikian, maka aku pun berkata kepada
rahib itu - Demi kemuliaan dan ketinggian Allah, tiadalah aku makan sehingga engkau memberitahukan
(hal ini) kepadaku."

Jawab rahib itu, "Hai Ibrahim, tatkala aku bersahabat denganmu, maka jatuhlah telekan makrifah
(pengenalan) engkau kepadaku, lalu aku memeluk agama engkau. Sesungguhnya aku telah membuang-buang
masa di dalam kesesatan dan sekarang aku telah mendekati Allah dan berpegang kepada-Nya.

    Dengan kemuliaan engkau, tiadalah dia memalukan aku. Maka terjadilah kejadian yang engkau
lihat sekarang ini. Aku telah mengucapkan seperti ucapanmu (kalimah syahadah)."


"Maka sucitalah aku setelah mendengar jawapan rahib itu. Kemudian aku pun meneruskan perjalanan
sehingga sampai ke Mekah yang mulia. Setelah kami mengerjakan haji, maka kami tinggal dua tiga hari
lagi di tanah suci itu. Suatu ketika, rahib itu tiada kelihatan olehku, lalu aku mencarinya di masjidil
haram, tiba-tiba aku mendapati dia sedang bersembahyang di sisi Kaabah."


    Setelah selesai rahib itu bersembahyang maka dia pun berkata, "Hai Ibrahim, sesungguhnya
telah hampir perjumpaanku dengan Allah, maka peliharalah kamu akan persahabatan dan persausaraanku
denganmu."


    Sebaik sahaja dia berkata begitu, tiba-tiba dia menghembuskan nafasnya yang terakhir iaitu
pulang ke rahmatullah. Seterusnya Ibrahim menceritakan, "Maka aku berasa amat dukacita di atas
pemergiannya itu. Aku segera menguruskan hal-hal pemandian, kapan dan pengebumiannya. Apabila malam
aku bermimpi melihat rahib itu dalam keadaan yang begitu cantik sekali tubuhnya dihiasi dengan pakaian
sutera yang indah."

    Melihatkan itu, Ibrahim pun terus bertanya, "Bukankah engkau ini sahabat aku kemarin,
apakah yang telah dilakukan oleh Allah terhadap engkau?"


Dia menjawab, "Aku berjumpa dengan Allah dengan dosa yang banyak, tetapi dimaafkan dan
diampunkan-Nya semua itu kerana aku bersangka baik (zanku) kepada-Nya dan Dia menjadikan aku
seolah-olah bersahabat dengan engkau di dunia dan berhampiran dengan engkau di akhirat."

    Begitulah persahabatan di antara dua orang yang berpengetahuan dan beragama itu akan
 memperolehi hasil yang baik dan memuaskan. Walaupun salah seorang dahulunya beragama lain, tetapi
berkat keikhlasan dan kebaktian kepada Allah, maka dia ditarik kepada Islam dan mengalami
ajaran-ajarannya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"tak ada gading yang tak retak"