Ardi, mahasiswa semester tua yang sedang
terbelit dengan tugas skripsinya dan akhirnya dia pun memutuskan untuk pergi
berlibur menghilangkan sejenak kepenatan dalam otaknya, setelah berkali-kali
mengajukan skripsinya namun selalu saja diminta oleh dosen pembimbingnya untuk
diperbaiki.
Pagi itu ardi terbangun dengan sorotan
sinar mentari yang dengan perlahan cahayanya mulai memenuhi ruang kamarnya,
disusul dengan teriakan jam bekernya yang kemudian membuatnya terpaksa beranjak
dari tempat tidurnya, ardi melihat tugas skripsinya yang begitu menumpuk
membuat nya merasa membawa beban yang sangat berat sehingga dia putuskan untuk
meminta izin kepada papa, mama nya, untuk rehat beberapa minggu ke rumah mbah
nya di kebumen tepatnya desa karang bolong. Ardi pun turun untuk menemui papa
dan mama nya.
Ardi : Assalamu’alaikum,
ma.. ardi ingin off
dulu dari tugas skripsi,
rasanya kepala ardi
mau pecah,
setiap kali mengajukan
selalu ada pebaikan.
Mama : kenapa sayang…
itu kan bagian dari
usaha, tidak ada hal yang
mudah dalam hidup ini, semua perlu kerja keras,
lihat papa mu bisa
seperti saat ini karena kerja keras dan
berfikir cerdas.
Ardi :
itu kan papa, ardi jauh berbeda dengan papa,
ardi gak sepintar papa, ardi gak sehebat papa,
ardi gak…
(tak kuasa ardi menambah kekuarangan-kekurangannya
yang sangat jauh dari papa nya, hingga tak sadar
air matanya pun jatuh tetes demi tetes membasahi
pipinya)
Mama :
hussssssttt…
(sambil memeluk ardi
yang terlihat sudah
mulai putus asa)
kamu hebat, kamu lebih kuat, kamu lebih
pandai, kamu hanya belum memaksimalkan
potensimu, mama yakin kamu itu anak yang
hebat, cerdas, bijaksana, penyayang.
kamu hanya butuh keberanian
dan ketegaran.
Ardi : ma, ardi mohon izin untuk pergi ke
tempat
mbah di karang
bolong, ardi kangen sudah
lama gak ketemu mbah, om jo, tante wi.
Mama : mama sih izinkan, tapi kamu juga harus
bicara ke papa mu, jangan cuma bisa
mengeluh ke mama
saja.
(sambil
tertawa meledek sifat manja nya ardi
yang belum juga
hilang dari dirinya)
Ardi : iya maaaa….
Ardi manja juga kan sama
mama sendiri,
hehe…. Makasih ya
ma.. love you mom
(sambil mencium
kepala mamanya dan kemudian
beranjak pergi ke ruang papa nya)
Mama : hey.. kemana kamu ardi ?
Ardi : ke ruang papa,
pray me
for best ya…
Belum sempat masuk ruangan papa nya,
jantung ardi berdetak kencang, ardi mulai bingung memikirkan kata-kata apa yang
tepat untuk menyampaikan semua keluhannya kepada papa nya, bahkan sering kali
kata yang terangkai rapih sebelumnya untuk menyampaikan keperluannya hangus tak
berbekas, dan tidak jarang ardi mengurungkan niatan nya tersebut untuk memenuhi
kebutuhannya karena sikap papa nya yang tidak mau bertele-tele namun harus
jelas dan pasti kebutuhannya. Meski demkian, berbeda untuk saat ini, ardi harus
memberanikan dirinya karena memang sudah menjadi keputusan diri nya dan dia
tidak ingin tugas skripsinya menghantui nafas hari-harinya.
Tanpa fikir panjang ardi pun
memberanikan diri untuk mengetuk pintu ruang kerja papa nya di rumah, dengan
berat hati pintu pun diketuknya meski ardi tahu hal itu akan mengganggu
kesibukan papa nya.
Ardi : tok,tok,tok,tok…
Assalamu’alaikum…
Pa..
Papa : Wa’alaikumussalam..
Ya, masuk..
Ardi masuk dengan wajah tertunduk, malu
untuk melontarkan keinginan hati nya.
Papa : oo.. kamu ardi.. ada apa ?
(bertanya sambil mengerjakan kesibukannya)
Ardi : (berjalan malu menuju tempat duduk
depan papa nya)
emmmm.. ardi mau minta izin pa..
Papa : o ya..
izin apa..?
apa selama ini kamu meminta izin ke papa
kalau hendak pergi urusan pribadi ?
Ardi : maaf pa..
bukan
maksud ardi seperti itu, namun kali ini
berbeda. Ardi izin
off dari tugas skripsi pa,
ardi ingin pergi
sebentar ke rumah mbah di
karang bolong,
lagian ardi juga sudah lama
tidak ke sana.
Papa : ada masalah apa dengan skripsimu ?
kenapa tidak segera kamu selesaikan
kemudian kamu bisa bebas lalu lalang,
pergi ke mana pun kamu suka.
Ardi : ardi mulai stress pa..
setiap kali ardi mengajukan skripsi selalu
saja dosen meminta
ardi untuk memperbaikinya.
itu sebabnya ardi meminta waktu sebentar
untuk rehat, dari
tugas ini.
Papa : (dengan nada lembut papa nya pun memberikan
sedikit
wejangan kepada anak sulungnya itu)
sampai kapan kamu terus berlari dari
keadaan..
menghindar dari masalah..
menjadikan hiburan sebagai pelampiasan..
tapi ya silahkan.
Papa tidak pernah memaksa kamu untuk menjadi
apa pun, kamu kini
sudah besar, sudah dewasa,
sudah mengerti mana yang harus kamu kerjakan
dan
mana yang harus
kamu tinggalkan.
Jika off dari tugas adalah yang tebaik untuk dirimu,
maka kamu lebih
tahu apa yang harus kamu lakukan,
papa hanya bisa membantu, mengingatkanmu pada
hal
positif dan memenuhi kebutuhanmu.
Ardi : makasih pa,
Tapi maaf, ardi gak lari dari keadaan, ardi hanya butuh
rehat sebentar pa..
Ardi sudah putuskan matang-matang untuk off
dari
tugas skripsi, ardi ingin meluangkan sedikit fikiran ardi
untuk berlibur ke
rumah mbah di karang bolong.
Papa : ya.. pergilah..
Kamu lebih tahu tentang semua urusanmu.
Ardi beranjak dari ruang kerja papa nya
dengan setengah hati namun keputusan itu sudah diambilnya matang-matang, dia
tidak ingin membuat jiwanya teranggu karena beratnya tugas skripsi yang harus
berulang-ulang diperbaiki. Jauh berbeda dengan adik ke dua nya, ahmad yang
dengan kecerdasanya dia bisa dengan cepat menyelesaikan studi nya di salah satu
universitas ternama di ibu kota.
Hari itu dia habiskan dengan sansak
yang tegantung di beranda rumah nya, namun tak lama kemudian datanglah
sahabatnya abdi yang memang rumahnya tak begitu jauh dari rumah ardi, abdi
mendatangi rumah ardi karena memang sejak pagi abdi tidak melihat ardi di
perpustakan kampus yang memang biasanya mereka mengerjakan skripsi bersama,
abdi tidak bicara panjang, dia hanya ingin memastikan bahwa kondisi sahabatnya
itu baik-baik saja, namun sedikit kecewa dengan sikap ardi yang putus asa,
namun dia tidak begitu mempermasalahkan nya karena abdi pun tahu bahwa hal itu
sempat membuatnya stress berat karena harus melakukan perbaikan berulang-ulang,
abdi pun menyesalkan sikap dosen yang begitu sangat killer yang bertahan dengan
ideologinya namun sayang ideologinya itu tidak seimbang, setiap mahasiswa yang
mengajukan skripsinya akan dipersulit namun jika mahasiswi yang mengjukan tidak
begitu dipermasalahkan, hanya datang, acc dan kemudian ditanda tangani,
Mama : ardi…
abdi…
Ini minuman nya ambil.
Ardi : iya ma..
makasih.
Abdi : hahaha..
masih manja aja lo..
Ardi : enak aja lo..
kaga
ada lo gua bikin sendiri.
Abdi : ok, well.. kayanya gua harus balik ni,
yang jelas lo
bae-bae aja kan.?
o iya,
kata nyokap lo, lo mau ke karbol ya ? lama gak ?
Ardi : iye, gua mau refreshing bro..
lenyap lama-lama otak gua kaya gini, dikerjain dosen
gila. maybe in a week, Bosen gua cuaca
Jakarta,
isinye asep doang.
Abdi : hemm.. modus..
sorry gak bisa
nemenin,
lo tau sendiri kalo gua harus kerja
juga.
enjoy your day, o ya.. cari cewek, itu syarat
mutlak penenang
fikiran lo, dan itu refreshing
paling mujarab menurut gue, hehehehe..
Ardi : halaaah, cewek sekarang kalo dicari
keganjenan, maunya diperjuangin gak mau
sama-sama berjuang.
tapi thanks advise
nya, gua tampung ide lo
kalo-kalo ketemu
cewek idaman. Hahaha..
Abdi : (sambil menuju ke motor trailnya, abdi
pamit)
ok, bro. Gua
balik. Keep cool ya..
keep spirit.
Ardi : yups.. Pasti.
salam bonyok di rumah ye.
Jakarta siang membuat ardi terpaksa
harus mendekam di kamar, sambil memutar film-film favorit koleksinya dia pun
perlahan mulai terlelap hingga senja menjeputnya, sore itu tidak begitu banyak
kegiatan dilakukan nya, melainkan hanya browsing materi-materi kuliahnya untuk
menyelesaikan tugas skripsinya itu, hingga tak terasa langit sudah mulai
menaburkan bintang-bintangnya.
Hidangan makan malam pun sudah tertata
rapih di meja makan, dan semua sudah berkumpul namun ardi masih saja duduk
termenung di kamarnya, memikirkan betapa berbedanya dirinya itu dengan
adik-adiknya, dan kemudian albar si bontot disuruh oleh mama nya untuk naik ke
atas dan memanggil ardi kakaknya.
Mama : albar, panggil kakakmu sana..
sudah
seharian tidak keluar kamar.
Albar : males banget,
Ali tuh nganggur dari tadi.
Mama : husss.. bilang apa kamu ini.
Ali itu kakakmu.. kebiasaan jelek itu.
Albar : iya.. ma..
Kak ali tu.. gak da kerjaan dari tadi.
Ali : disuruh tuh jangan nyuruh.
Gak sopan.
Albar : derita bontot..
(sambil berlalu dengan kesalnya)
Tok,tok,tok..
Kak
ardi… makan, udah ditungguin tuh dari tadi di bawah.
Ardi : (terkaget dari lamunan nya)
iya, makasih ya
dek..
Ardi pun bergegas
pergi, turun ke bawah
untuk bergabung di meja makan bersama keluarganya.
Ardi : maaf pa.. ma..
Mama : ya.. duduklah..
sini mama ambilkan nasinya.
Ardi : gak usah ma..
biar ardi ambil sendiri.
Albar : enak banget ya..
udah gede masih aja dimanjain.
Mama : biarin..
jarang-jarang
kakakmu mama manjain.
kalau adek kan setiap hari.
Ali : udah..
mau dimakan gak ni ayam
gorengnya.
kalau gak dimakan ya udah ali aja yang
makan.
Albar : woeee..
enak aja..
favoritku
tuh…
Makan malam pun telah usai kemudian
disusul dengan pembahasan masalah kuliah, ardi pun mulai jenuh duduk terlalu
lama di meja itu.
Ardi :
maaf pa..
ada
pekerjaan ardi yang belum selesai.
Ardi pun beranjak kembali ke kamarnya,
dengan beban yang mulai memberatkan fikirannya. Ardi menghidukan laptopnya dan
membuka folder album-album foto lama yang tersimpan di laptopnya, satu persatu
dilihatnya, dari mulai senyuman hingga tak terasa tawa pun mulai memecah di
wajahnya, terhenti sejenak memandang sebuah foto masa kecilnya bersama seorang
gadis sambil mencoba mengingat-ingat siapa gerangan gadis yang ia peluk ketika
itu, ardi berusaha mengingatnya dengan sekuat tenaga namun percuma karena
kejadian itu sudah sangat lama, dia mengabaikan foto tadi dan melanjutkan lagi
melihat-lihat foto masa lalunya, tak terasa malam pun semakin larut dan memaksa
matanya untuk terpejam.
Fajar telah tiba, mama ardi pun membuka
pintu kamarnya dan membangunkannya yang sedang terlelap, sambil mengelus-elus
kepalanya dengan sabar sang mama membagunkan ardi.
Mama : hey ayo bangun sayang..
sudah jam berapa ini..
sudah kamu siapkan belum pakaianmu,
jadi nggak pergi ke
rumah mbah..
Ardi : iya ma..
Hehe,
o iya, ardi semalam melihat foto-foto,
(sambil menunjukkan foto yang
dilihatnya
semalam, ardi pun menanyakan nya kepada mama
nya)
yang
ardi peluk ini siapa ya ma..?
Mama : ooo…
itu kan putri, anak tante wi.
itu foto kalian semasa TK dulu, kenapa ?
Ardi : hehe.. gak apa-apa kok ma, Cuma nanya
aja.
mmmm.. ya udah ardi siap-siap dulu ya..
Mama : ya sudah, mandi dulu sana..
mama mau siapkan sarapan dulu.
Ardi beranjak mempersiapkan diri untuk
pergi ke rumah mbah nya, sementara mama nya menyiapkan oleh-oleh bawaan yang
akan dibawa ardi ke rumah mbah nya. Dengan berat hati mama nya melepas ardi
untuk meninggalkan tugas skripsinya.
Mama : sudah siap sayang..
jam berapa mau
berangkat…
Ardi : iya ma..
sebentar..
sudah selesai kok..
Mama : berapa hari kamu di karang bolong ?
mama gak mau tugas skripsi mu terhambat
dan mengakibatkanmu
gagal wisuda tahun ini.
Ardi : hmmm..
ya gak tahu
lah ma..
mungkin semingguan, ardi kan
hanya butuh
waktu untuk refreshing saja, ardi gak kuat
dengan ulah dosen
yang seakan-akan hanya
pendapatnya sendiri
yang paling benar.
Mama : hey..
gak boleh bicara seperti itu..
mungkin dosen itu ingin kamu jauh
lebih
baik dari pada kawan – kawanmu di kampus.
Ardi : iya..
tapi kan gak seperti ini juga ma…
sudah laah.. ardi mau berangkat nih.
gak usah dibahas lagi.
Papa : berangkat sama siapa nak ?
masih pegang uang ?
Ardi : brangkat sama adek.
masih pegang kok pa.
sambil beranjak ke kamar, papa nya pun
mengambil kunci mobil dan hendak mengantar ardi ke terminal.
Papa : ya sudah, biar papa saja yang antar.
adikmu biar mengantar mama.
Ardi yang mengetahui kondisi kesehatan
papa nya pun tidak tega, harus menyetir mobil bolak-balik.
Ardi : tidak usah pa..
biar
ardi naik angkot saja,
capek jugaan nyetir
bolak-balik.
Papa : siapa juga yang mau nyetir. Hehehe..
Ali, mobil sudah dipanaskan ?
(Tanya papa nya pada ali)
Ali : sudah pa..
Papa : ya sudah, tunggu apa lagi ?
Ayo cepat antar kakak mu.
Ali : katanya tadi sama adek..
Albar : adek disuruh papa nganter mama.
Ali : bilang dooong..
diem aja dari tadi, (sambil becanda kepada adiknya)
Roda berputar dan mulai melaju kencang,
belum pun siang namun panas nya kota Jakarta sudah mulai terasa sangat
menyengat kulit, ditambah dengan desakan kendaraan yang semakin mulai memadati jalanan,
bunyi kelakson mobil dan sepeda motor pun saling bersahutan tak perduli apa
yang terjadi, yang ada dalam fikiran mereka bagaimana caranya jalan cepat dan
tak ada hambatan. Jarak yang seharusnya ditempuh hanya dengan 2 jam saja kini
bertabah menjadi 4 jam perjalanan, sesampainya di terminal, ardi pun pamit dan
bergegas mencari agen bus tujuan pasar Gombong.
Begitu banyak calo bus yang mendesak
ardi untuk menerima tawaran karcis dari nya namun ardi sudah terbiasa dengan
hal itu dan ardi tidak mudah percaya dengan tawaran-tawaran tersebut, ardi
lebih memilih untuk langsung menuju agen bus langganannya yang selalu ia
gunakan jika hendak pergi ke rumah mbah nya.
Ardi : Gombong mas, satu.
berapa ?
Agen : seratus sepuluh ribu, mas.
Ardi : berangkat jam berapa mas ?
apa bus nya
sudah datang ?
Agen : sebentar lagi mas,
Tunggu aja, bus nya masih kena macet mas,
biasa Jakarta siang.
Ardi : hehe.. iya,
makasih mas.
Tidak lama kemudian bus yang dimaksud
pun datang, karena sudah cukup lama penumpang menunggu, maka bus pun tidak
terlalu lama berhenti di tempat kami.
Agen : monggo mas, silahan masuk bus nya sudah
mau beragkat.
Ardi : oh iya.. makasih mas.
mmmm..
jangan lupa mas, tolong bilang
supirnya berhentikan nanti di pasar gombong.
Agen : oh iya..
nanti saya ingatkan supirnya.
Ardi : makasih mas,
Agen : iya-iya..
Ardi pun segera menuju ke kursinya yang tertulis di tiketnya nomor 21 A, ardi
duduk dekat jendela sambil menikmati Jakarta siang hari, panasnya siang itu
begitu terasa saat sinar matahari menembus kaca mobil yang sengaja tidak
ditutup. Hingga akhirnya bus yang dinaiki pun perlahan mulai masuk pintu tol, ardi
pun mulai dimanja dengan dinginnya AC bus, dan terlelap hingga sampai di
terminal penjemputan penumpang terakhir.
Belum lama terlelap ardi pun terbangun
dengan suara pedagan asongan yang mulai masuk satu persatu ke dalam bus untuk
menajajakan jualan mereka, ardi membeli sebotol air mineral dan memilih permen
untuk mengganti kembalian uang kecilnya. Ardi mulai bosan harus menunggu lama
di bus meski ada tontonan DVD namun hal itu hanya membutnya mual.
Lima belas menit telah berlalu, ardi hanya menunggu di dalam bus, hingga
akhirnya masuklah seorang penumang terakhir yang ternyata duduk di sebelahnya,
seorang wanita yang diperkiraan masih seumuran dengan ardi, ardi yang memang
sedikit jaim kepada wanita tidak begitu tercengang melihat kecantikan dan
keanggunan sosok nya, semua itu disebabkan oleh masa lalu nya yang selalu
disakiti seorang wanita, ardi sosok pria yang setia, tidak muluk-muluk, meski
demikian tidak diragukan lagi kalau selera nya sangat tinggi.
Ardi hanya tersenyum menyambut teman baru yang menemani perjalanan nya saat
itu, posisi ardi duduk tepat dekat jendela sedangkan wanita itu duduk di
pinggir, ardi merasa ganjil dengan keadaan itu, dia berfikir bahwa hal itu
tidak pas, akhirnya dia beranikan diri untuk berbicara kepada wanita tadi.
Ardi : maaf mba..
mba, duduk di dalam saja ya..
biar saya saja yang duduk di tempat mba.
Putri : oh.. ndak apa-apa mas,
saya sudah terbiasa kok, mas.
Ardi : tidak apa-apa mba.. biar saya duduk di
tempat mba nya,
masa’ saya duduk di dalam, seharusnya kan
mba nya
yang di dalam,
jadi terjaga gitu lho mba. hehehe..
Putri : hehe..
terima kasih mas.
Ardi : gitu dong..
kan jadi lega dikit.
Putri : kok dikit mas ?
biar lega nya
banyak, harus gimana emang nya ?
(canda nya, untuk
menghangatkan suasana)
Ardi : ah..
engak ada kok mba, Just kidding eh.. mmm..
Jocking..
nggak-nggak.. nothing mba..
hehehe..
Putri : maaf mas,
lupa.. (sambil
mengulurkan tangan nya)
nama saya Ratu Eka Putri.
Ardi : ouh.. emmm.
nama saya Muhammad Ardi Nizar Affa
panggi saja Ardi atau Nizar, akrabnya sih Ardi.
jadi saya bisa panggil mba nya siapa ?
Putri : panggil saja saya Putri, mas..
boleh
saya panggil mas, mas Ardi ?
Ardi : oh iya.. silahkan.
jadi resmi
ya saya panggil mba nya,
mba Putri.
Putri : panggil saja Putri mas,
lagian kelihatane mas nya lebih
tua dari saya kok.
Ardi : hehe masih muda juga kok mba..
masih dua lima jalan dua enam, hehe..
Putri : oh ya..
berarti masih tua mas nya, saya dua puluh tiga,
mas. hehehe..
Ardi : ngomong-ngomong mba nya, eh sorry..
Putri turun di mana ?
Putri : saya turun di gombong mas..
Ardi : oh ya..
sama dong.. saya juga turun di
gombong.
Putri : ou..
bisa kebetulan ya
mas..
Ardi : iya..
hehehe..
tapi sepertinya bukan kebetulan mba,
tapi takdir
hehehe..
Putri : ah, mas ardi bisa aja..
malam semakin terasa dengan dingin nya AC bus yang mulai menusuk persendian
tubuh mereka, hening malam itu membuat mereka berdua tertidur, tak terbayangkan
oleh ardi hari itu dia bertemu seorang gadis dan dapat berbicara bebas
seakan-akan mereka sudah lama kenal sebelumya. Ardi masih saja terfikir kepada
gadis itu, yang sesekali kepalanya terjatuh ke bawah atau bahkan terpentok kaca
bus jika bersandar ke arah kiri nya, sehingga membuat tidur nya tak nyenyak,
ardi pun memberanikan diri untuk menawarkan pundak nya, karena tidak tega
melihat teman gadis baru nya itu tidur seperti itu.
Ardi : Put, maaf..
aku nggak keberatan kok kalau kepala mu
bersandar di pundak ku.
Putri : betul mas ndak apa-apa ?
Ardi : iya..
dari pada seperti itu
terus.
Putri : iya..
makasih mas..
Putri pun melanjutkan tidur nya dan terlelap di pundak ardi, sungguh ardi tidak
menyangka hal itu akan terjadi, malam itu ardi merasa memiliki tempat yang
tepat untuk memberikan kasih sayang nya, namun hal itu hanya bayangan nya saja,
ardi tidak ingin menghayal terlalu jauh dengan hal yang tidak pasti. Hal yang
belum pernah ardi rasakan sebelumnya dan tidak pernah terfikir hal itu akan
terjadi padanya, hari ini semua itu terjadi tanpa ada rekayasa dan perjanjian
atau bahkan persyaratan antara kedua nya, ardi hanya bisa memastikan bahwa
malam ini putri adalah miliknya, seorang gadis yang harus dia jaga dan sayangi.
Pagi pun menjelma, tak terasa kepala ardi telah bersandar di atas kepala putri,
ketika putri hendak bangun ardi terkaget bahwa kepala nya masih bersandar di
atas kepala putri, ardi malu karena dia telah meminjamkan pundak nya untuk
menjadi sandaran teman baru nya itu, namun ternyata dia malah tertidur di atas
kepala teman baru nya tersebut.
Ardi : ouh.. sorry..
Ndak sengaja mba..
Putri : iya,
ndak apa-apa mas..
Supir : ayo..
gombong siap-siap.
Ardi : Alhamdulillah..
akhirnya
sampai juga, ayo sini biar saya bantu.
(sambil mengambil tas
yang dipegang putri,
yang
terlihat terlalu berat di tangan nya)
Putri : ndak usah mas,
bisa kok..
Ardi : sudah.. nggak apa-apa kok.
(diambilnya tas itu
dan perlahan jalan keluar bus)
Putri : terima kasih mas,
maaf mas saya
dijemput,
saya duluan mas.
Ardi segan ingin bertanya nomor hp nya, karena seorang laki-laki berbadan tegap
dengan cepat menghampiri dirinya dan kemudian membawa putri pergi, tak
terlintas dalam fikiran ardi bahwa pagi itu mereka akan berpisah namun dia
harus sadari bahwa saat itu adalah akhir dari pertemuan nya dengan seorang
gadis yang bernama Ratu Eka Putri yang tak lain adalah kenalan baru nya.
Tiba-tiba ponsel nya pun berdering, memecahkan lamunan nya, sambil menyesali
kenapa dirinya tidak mananyakan nomor hp kenalan baru nya itu ketika di bus,
saat dibuka ternyata sms mama nya yang memberitahukan bahwa mbah nya tidak bisa
jemput, dan diarahkan untuk naik angkot atau ojeg dan turun di simpang karang
bolong.
------------------------
“
PERJALANAN BARU
DIMULAI, JANGAN MENYERAH, MESKI HIDUP TIDAK SEMUDAH YANG KITA BAYANGKAN
SETIDAKNYA HIDUP INI TIDAK SESULIT YANG KITA FIKIRKAN. ”
“
BIARKAN ANGIN MEMBAWAMU
BERALUN DENGAN SEJUKNYA, NAMUN JANGAN PAKSAKAN DIRIMU TUK PERGI BERSAMA NYA
JIKA KELAK ENGKAU HANYA AKAN TERHANTAM OLEH BADAI NYA. “
“
hidup
adalah pertemuan, pertemun adalah kehidupan, jika kita diberi kehidupan maka
kita akan dipertemukan, jika kita dipertemukan maka yakinlah bahwa Tuhan akan
memberikan kita kehidupan.”
Comment
please…
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
n Thanks for reading –
Comment
please…
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
n Thanks for reading --
Comment
please…
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

n Thanks for reading..
n Written
on, 31 Maret 2013 20:27
n By,
mohammed ezar affa